Share

t

Pak Akhtara itu jika marah, tidak perlu menggunakan suara tinggi atau menggunakan kekerasan fisik. Cukup menggunakan aura tajamnya yang tidak bersahabat lalu menatap lawannya tanpa ampun.

Seperti saat ini contohnya.

Karena aku tidak kunjung menjawab, akhirnya beliau berdiri dari duduk dengan memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana rumahan yang dikenakan. Berjalan pelan ke arahku dengan dagu terangkat dan mata dipenuhi kilat amarah yang tertahan.

Setelah tepat berdiri di depanku, beliau kembali membuka suara.

"Jawab, Jihan! Jangan sampai saya mengulangi pertanyaan!"

Setelah menghirup udara sebanyak mungkin untuk mengumpulkan keberanian, kemudian aku membuka suara.

"Saya habis keluar sama teman, Pak. Bukan sama pelanggan yang minta saya temani seperti yang Bapak tuduhkan."

"Kalau emang mau keluar, kenapa kamu nggak bilang sama saya?" Tanya dengan nada tenang tapi menakutkan.

"Karena .... saya nggak punya kewajiban untuk bilang ke Bapak tentang apa yang mau saya lakukan."

"Bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
iya jihan..akhtar dah cintrong ma kamu. .paham
goodnovel comment avatar
lemontree
iihhh...mesti bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status