Share

Lari dua puluh putaran!

Tamara mengangguk dengan tawa kecil.

Adhira langsung terdiam. Ada perasaan kehilangan kecil yang pelan-pelan merasuki pikirannya. Tapi dia harus menekannya agar wanita itu tak ikutan bersedih.

“Memang kamu kira kenapa saya berhenti tiba-tiba?”

“Saya kira….”

Suara Adhira terputus. Dia terlalu malu untuk menjawabnya. Padahal pikiran aneh sudah berkecamuk sejak pengumuman yang disampaikan Ervan tadi. Ervan baru menyusul di belakangnya dengan tersengal. Kuswan dan segelintir murid juga turun melepas kepergian guru matematika mereka itu.

“Apakah Ibu akan kembali lagi? Apakah saya masih bisa menemuimu?”

Tamara tak kuasa menjawab.

“Kamu belajar yang rajin ya, jangan tidur di kelas.” Tamara membelai-belai kepala Adhira penuh kelembutan dan melambai pada murid yang sudah berkumpul di depan sekolah. “Maaf harus pergi mendadak.”

Adhira merunduk. Dia sudah tidak memiliki or

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status