Share

Nirwana Biru

Adhira tak berani melihat ke arah Pak Wayan. Dia tahu jelitan horor itu sudah pasti terpancar dari bingkai lensa cembung yang dikenakannya.

“Maaf, Pak,” ucap Adhira serba salah.

“Kamu ini. Benar kata para guru, selalu bikin gara-gara!” Omelan Pak Wayan tak berhenti sampai di sana. Dia tampak geram buku dan kertas pentingnya kini sudah menjadi bubur kertas.

Akibat kejadian siang tadi, Adhira lagi-lagi tidak bisa lepas dari hukuman. Dia diminta melanjutkan pekerjaan Mbak Yuli untuk membersihkan kamar mandi sekolah setelah jam pulang.

Setelah mengambil peralatan bersih-bersih, Adhira pun melangkah lesu ke kamar mandi siswa laki-laki, yang semerbaknya mampu menebas habis bulu hidungnya itu. Dia heran bagaimana bisa sekolah yang katanya elit ini memiliki kamar mandi sedemikian jorok. Bahkan bila bau bisa membunuh orang, maka toilet ini adalah tempat berdarah yang pernah ada.

Tanpa banyak mengeluh lagi, Adhira akhirnya mulai menyi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status