Share

2. Lagi-lagi dia

BAB 2

****

Seminggu kemudian sejak insiden kecelakaan Anesia.

Di Rumah, tepatnya di depan sebuah cermin

seorang gadis tengah memandang wajahnya, bergumam tak jelas, hingga merutuki seseorang.

mulutnya tak pernah diam walau sejenak.

"Anesia, kau sangat cantik yah! Tapi kenapa kau terus menjomblo?" tanya Anesia kepada dirinya. Raut wajahnya terus saja berubah seakan memerankan sebuah drama.

"Apa karena kau terlalu cerewet? Ohh, tentu tidak, cerewet itu adalah ciri khas-mu."

"Terus kenapa yah? Apa karena kulitku tak seputih kakak? Hmm, mungkin saja. tapi kan aku nggak kalah cantik dari kakak, hmm gatau dehh."

Anesia tersenyum melihat dirinya sendiri di cermin yang terlihat sangat konyol.

Tiba-tiba saat Anesia melihat senyumannya. Senyum itu langsung sirna seketika.

"Ya ampun, nggak kebayang aku, kalau gigiku sampai ompong. Pasti sangat jelek, ini semua karena Pak Turis itu, tunggu aja kalau ketemu, kubenyek benyek tuh orang, sampe nggak kebentuk lagi."

"Siapa 'sih, yang mau kamu benyek benyek?" tanya Felisia langsung menghempaskan dirinya di springbed Anesia. Felisia adalah kakak dari Anesia, berkulit putih dan cantik.

"Kakak! Kak Felis kok udah pulang? Tumben banget?" tanya Anesia dengan gembira.

"Ia dong, Bos kakak lagi sibuk soalnya."

"Hmm,bagus dehh. Semenjak kakak di angkat jadi CEO dan karena bos kakak, aku jadi nggak punya banyak waktu lagi dengan kakak, karena semua diisi dengan dia. Bahkan saat kita berdua pun, kakak hanya ngomongin dia terus, sampe kuping aku sakit dengarnya dan tentunya penasaran juga. orang kayak apa sih yang buat Kak Felis jadi ngelupain adiknya kaya gini."

"Hmmm, pokoknya kalau kamu ketemu dia, pasti kamu bakalan suka sama dia. mau nggak besok kakak kenalin ke dia, sekalian nyariin kamu kerjaan di kantor, kan kamu belum ada kerjaan semenjak lulus kuliah."

"Ide bagus 'tuh Kak, siapa tau tuh Bos kepincut, bisa jadi Bu Bos aku, hhahha"

"Awas aja. Dia itu punya kakak, udah di keep pokoknya, hahaha."

*******

Keesokan harinya

~Perusahaan Edward Intelligent

"Kak, aku kemobil dulu yah, ada yang kelupaan. Kakak pergi dulu aja, ntar aku nyusul."

saat Anesia hendak menyusul kakaknya, tiba tiba, ia bertabrakan dengan seseorang hingga membuat leptop yang dipegangnya terjatuh lalu mengenai kakinya sendiri.

"Braakkk."

"Awww, kakikuuu, ohh Tuhan, sakit sekali. Pak kalau jalan ha-t...." Saat ia mendongak ke atas untuk melihat siapa yang telah menabraknya, lebih tepatnya ditabraknya. Seketika Ia langsung naik pitam, karena ternyata dia adalah orang yang sama, yang membuat giginya hampir tercabut.

"Pak Turis? Heyy, kenapa sih saya harus bertemu Anda lagi Pak? Apakah memang benar Dunia ini hanya selebar Daun Kelor, sampai saya harus bertemu dengan makhluk seperti Anda. Waktu itu Anda buat gusi saya berdarah, sekarang kau buat kakiku lagi yang berdarah.

"Oh, Tuhan kenapa engkau pertemukan lagi aku dengannya?" ucapnya menengadah.

"Apa kau tak puas dengan membuat gigiku hampir copot? dan sekarang kau mau membuat kuku kakiku juga tecabut? Dan... dan Kenapa kau ada disini? Apa kau menguntitku? Kau ...."

"Nona, tolong berhenti! Apakah Nona mengetahui siapa yang berada dihadapan Anda?" tanya asisten David yang sejak tadi geram melihat Anesia yang sangat berani pada Bosnya.

"Tentu! saya tahu. Dia adalah orang yang telah membawa kesialan kehidup saya secara berturut-turut. Karena dia, saya harus memakan bubur selama seminggu. Karena dia kaki saya sampai berdarah karena tertimpa leptop dan itu karena dia.

dan... karena dia, mungkin saja saat ini Bos kakak saya sudah datang dan saya terlambat hingga membuat kesan buruk terhadapnya, itu semua karenanya!" cerocos Anesia pada asisten David.

"Maaf Nona sebenarnya dia ini adalah ..." tiba tiba david mencegah asistennya untuk melanjutkan ucapan.

"Ehm, wait a minute, perlu saya luruskan. Yang membuat hidup Anda seperti itu bukan karena saya. Tetapi karena kecerobohan Anda sendiri. Kalau tidak ceroboh, semua ini tidak akan terjadi, you understand." Edward langsung meninggalkan Anesia sambil menyingkirkan leptop yang ada di hadapannya dengan kakinya.

"Barusan kau bilang apa Pak? aku ceroboh katamu? Hey, Pak kau mau kemana? Kau harus bertanggung jawab! Sial*nn, dia benar benar meninggalkanku." Anesia melihat langkah kaki lelaki tersebut semakin menjauh tanpa ada niatan untuk berhenti.

"Dasar Gadis ceroboh."

"Ah, Bapak barusan bilang apa?" tanya asisten david.

"Emh, bukan apa apa. Kita hanya harus bergegas kedalam karena semuanya sudah menunggu."

*****

~Pesan masuk

Anesia: "Kak, kayanya aku akan terlambat nyusul Kakak, karna saat ini aku sedang berada di ruang kesehatan yang ada dikantor. kakiku berdarah, karna tertimpa leptop yang kupegang. Jadi jangan mencariku! mungkin, sekitar duapuluh menitan aku akan keatas. jangan mencemaskanku, oke, love you." Felisia membaca pesan yang dikirim oleh adiknya hanya menggelengkan kepalanya. Tak tahu masalah apa yang sedang ditimbulkan adiknya itu kardna kecerobohan dan kecerewetannya.

Tanpa sadar di belakangnya telah berdiri seorang lelaki pemilik perusahaan. yang mengalahkan jabatannya sebagai CEO yaitu David Edward.

"Kenapa kamu masih disini?"

"Maaf Pak, saya sedang menunggu adik saya. Tapi sepertinya dia sedikit terlambat. Karena mengalami sedikit kecelakaan kecil dibawah dan Kakinya sedikit terluka. Mari Pak," ucap Felisia sedikit menunduk.

"Oohh, jadi ini adalah kakak dari gadis itu, wow, surprise," batin David mengangkat sebelah alisnya.

***

"Ya ampun, aku disini sudah sejam, pasti kakak nungguin, ini semua karena efek obat yang di berikan wanita itu, sampai aku jadi mengantuk dan ketiduran. Aku harus bergegas," batin Anesia sambil merapikan kembali baju dan rambutnya, tak lupa bercermin, memastikan jigong tak menempel di wajahnya.

Saat dirinya terburu-buru, dia kembali bertabrakan dengan David yang sedang melangkah keluar dari kantor untuk mengurus sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa ditunda.

"Aww, maaf Pa-k... ehh, Ya Tuhannnn. kamu lagi, kamu lagi, kamu lagi, bosen aku ngadepin. minggir! saya lagi buru buru. Ingat Urusan kita belum selesai!" ucap Anesia mengangkat telunjuknya, tepat di kepala David.

"Kalau nggak terburu-buru aku dah jitak tuh palanya biar kapok sekalian."

Anesia seketika bergegas.

"Kak, maaf tadi aku ketiduran. Bosnya mana kak?"

"Bosnya udah pergi, ada urusan mendadak. Kamu sih, padahal 'kan itu kesempatan bagus. Agar kamu langsung keterima disini, ehh malah kamu sia-siain, kamu tahu nggak? dia tuh susah ditemuinnya."

"Yah, maaf. Mana tahu aku kejadiannya bakalan kaya gini."

"Ini semua 'tuh karna ulah si Turis yang aku ceritain hampir matahin gigi aku. Tadi kita ketemu, dan lagi-lagi dia membawa kesialan, kaki aku tertimpa leptop karenanya. Sungguh hari yang buruk."

"Bisa kayak gitu yah,jangan-jangan kalian jodoh lagi?" ucap Felissia menggoda.

"Iiihhhh, iu, amit-amit dehh, bisa-bisa aku dapat kesialan terus karena dia. Tapi dia tampan sih Kak, setidaknya dibalik seribu kekurangannya dia mempunyai satu kelebihan."

***

Keesokan harinya, kesialan hidup Anesia benar benar dimulai, saat ia berani berurusan dengan David Edward.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status