Share

Chapter 17

Kami membersihkan diri lalu sholat magrib dan ikut makan malam bersama abi dan ummi di ruang makan.

“Serius nggak mau ke rumah sakit?” tanya Ummi yang sama-sama cemas. Bea menggeleng.

“Tidak usah, Ummi. Bea baik-baik saja,” seru istriku dengan lembut. Aku mengengam tangan Bea. Ada rasa cemas yang amat besar di dalam diriku. Apa seperti ini rasanya mencemaskan belahan jiwa yang sangat kita sayangi?

Sejak dulu, aku tidak berdekatan dengan wanita manapun. Oh, aku pernah dekat dengan Putri Khadiijah. Gadis yang merupakan teman satu organisasi. Dia adalah seorang desainer interior. Ayahnya adalah seorang arsitektur terkenal bernama Sham. Aku cukup mengenal Khadijah karena Hafid yang memperkenalkan gadis itu kepadaku.

Tapi entah dimana Khadijah sekarang berada. Aku sama sekali tidak tahu dimana keberadaan wanita itu.

“Mas?” Bea mengagetkanku.

“Mas melamun yah?” tanyanya. Makanan yang berada di piringnya sudah habis. Abi dan Ummi menatapku dengan ekspresi bingung.

“Nggak seperti biasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status