Share

Bab 43

Sesuai dengan waktu dan tempat yang sudah ditentukan, Reza dan Dina berjumpa di Praline Cafe, cafe yang terkenal dengan aneka roti, kue, dan racikan kopi original atau modern. Dina yang duduk berhadapan dengan Reza berulang kali menghindari kontak mata dengan suaminya. Di satu sisi, ia merasa gugup dengan apa yang akan diucapkan pada laki-laki yang hingga saat ini masih disayanginya meski merasa kecewa.

"Din, kamu apa kabar? Engga ada yang sakit 'kan?" Reza membuka obrolan sambil berusaha meraih tangan istrinya. Namun, Dina yang memahami maksud dari suaminya itu segera menjauhkan tangan kanannya, memberi isyarat jika ia tak ingin disentuh oleh laki-laki yang membuat dirinya hancur dan merasa tak berarti.

"Aku baik, Mas. Seperti yang kamu lihat sekarang," jawabnya dengan nada datar.

Reza mengangguk dan kembali berujar, "Oh, bagus deh kalau gitu. Kamu juga makin manis setelah lama engga ketemu."

Pujian itu tak membuat bibir merah Dina melengkung ke bawah, seperti di tahun lal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status