Share

34. Namanya Arya

"Kenapa dia bisa kenal kamu, sedang kamu tidak? Katanya dia ada di bimbingan yang sama dengan kamu, dan dia menganggap kamu sebagai seniornya."

Senior? Dinda benar-benar tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Sari.

"Dinda nggak paham deh, Ma. Siapa sih? " Dinda mulai penasaran. Perasaannya, ketampanan teman-temannya di kampus berada di level standar semua. Tidak ada yang di atas rata-rata.

"Bener nggak ada yang ganteng di kampus kamu?" Sari mengulang pertanyaannya. Ia meragukan jawaban putrinya sendiri. Tidak mungkin'kan pria muda tadi berbohong padanya?

Dengan yakin Dinda menggeleng. "Kalau ada yang ganteng, tampan dan rupawan, pasti udah Dinda deketin, Ma. Kenyataannya emang nggak ada kok."

Sari masih belum menceritakan secara komplit tentang pertemuannya dengan Arya. Ia ingin melihat reaksi Dinda lebih dulu. Termasuk ponselnya yang sedang diservis. Mengapa putrinya itu tidak mengatakan yang sebenarnya?

"Buruan selesaikan makannya. Papa keburu ngantuk nanti."

"Kita bawa sopir a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status