Share

83. Ijab Kabul

Fahri tidak bisa berlama-lama. Begitu ia selesai menerima kotak yang berisi selop untuk Arya, pria itu segera meninggalkan kamar rias Dinda meski hatinya masih ingin menatap wajah cantik di depannya.

"Siapa?" tanya Dinda yang baru saja selesai mengenakan kain jarik dan kini tengah mengenakan sanggul.

"Nggak tahu. Gua lupa namanya siapa?" Mita menatap Dinda takjub. "Sumpah! Lu cantik banget, Din." Tanpa sadar, Mita mengelilingi Dinda berulang. Ia dibuat terkesima dengan penampilan Dinda. Sahabatnya yang tidak pernah mengenakan make-up selain bedak dan lip tint itu, sungguh memesona. Dirinya yang notabene sama-sama perempuan saja dibuat kagum, bagaimana lagi dengan kaum adam?

Mita menggelengkan kepalanya. "Gua yakin. Seratus ribu persen yakin, akan banyak pria patah hati ngeliat lu kek begini."

Dinda semakin salah tingkah. Ini adalah pujian ke sekian kalinya yang ia dengar. Dari para perias, Anggun, Sari. Belum lagi, decakan kagum dari para petugas katering yang mengantarkan snack
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status