Share

Rencana Soal Cafe

Abian berusaha tersenyum dan menggenggam tangan Yuna semakin erat. "Kenapa harus dibunuh?"

Yuna menatap Abian serius. "Karena aku benci padanya. Nasibnya selalu baik, sementara aku biasa saja padahal aku selalu bekerja keras. Aku ingin Darren jatuh ke tanganku. Dengan Jihan tidak ada, maka Darren bisa aku rebut."

Abian langsung tersenyum. "Kalau begitu, kenapa Jihan tidak untukku lagi saja? Dengan Jihan kembali padaku, maka Darren bisa kau rebut, Sayang."

Yuna nampak tak percaya. "Kau yakin, bisa membuat Jihan terjerat padamu lagi?"

"Tentu saja. Aku adalah cinta sekaligus suami pertama baginya. Mana bisa Jihan melupakan aku begitu saja."

Mendengar ucapan Abian yang penuh percaya diri, Yuna langsung tersenyum sinis. "Gila. Darren itu sangat tampan, setiap hari bisa memandang wajah seperti itu, hati wanita mana yang tidak luluh."

"Tapi Jihan itu berbeda," sahut Abian merasa paling mengenal Jihan.

Yuna mendengkus. "Kalau dia memang berbeda, maka sekarang dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status