Share

Sebuah Pengakuan

"Membebaskannya?" tanya Jihan sudah dengan otak traveling.

Darren mengelus wajahnya. "Kenapa? Kau pikir aku sedang meminta apa? Hanya menurunkan resleting saja."

Jihan mengerjapkan mata. "Hanya ... menurunkan--ah iya, baik."

Bibir Darren sedikit mengulas senyum, senyum yang sepertinya pertama kali Jihan dapatkan. "Jadi, sekarang kau sedang berpikir untuk memanjakan milikku? Benar."

Jihan menahan napas, kemudian kepala menggeleng. Bagaimana bisa suaminya ini bisa membaca pikirannya? Abian selalu meminta--ah, tidak seharusnya Jihan memikirkan pria itu. Darren mengelus wajahnya dan mendekat untuk berbisik.

"Masalahnya, kalau aku menurunkan resleting sendiri. Tanganku pasti akan menyenggol milikmu, bukan?"

Jihan membisu dengan mata melotot terkejut. Benar, sedekat itulah mereka berdua. Darren menarik napas dan langsung mengecup bibirnya.

"Aku sudah tidak tahan," adu Darren dengan tangan mulai meraba tubuhnya.

Namun, Jihan langsung menurunkan tangan Darren darinya. "Bisakah Bapak meminta b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status