Share

Bab 4 ( Bukti Video )

“Sudah ada perkembangan?” tanya pria berwajah tampan yang kini tengah menelpon seseorang. Jari telunjuknya ia ketukkan di meja, seperti tengah meresapi jawaban yang ia dapatkan saat ini.

“Terus cari tahu, hal sekecil apapun jangan sampai terlewatkan!” Pria itu, tidak lain adalah Edgar Valden. Seorang Pebisnis muda tampan yang sudah sangat terkenal di kancah internasional. Pemilik Hotel bintang lima terbanyak di Indonesia dan memiliki beberapa Hotel di luar Negeri. Saat ini Edgar sedang mencari tahu soal wanita yang telah mencuri perhatiannya sejak beberapa tahun terakhir.

Namun, ia harus memendam rasa itu, ketika wanita yang ia suka lebih memilih pria lain.

Zola Maharani. Ya, wanita cantik itu telah mengisi hati Edgar. Beberapa bulan ini, Edgar juga sudah memperhatikan gerak-gerik suami Zola yang begitu mencurigakan. Dan benar saja, Edgar dapat mengetahui perselingkuhan Darel dari informan yang sudah ditugaskan untuk mencari tahu kehidupan Darel.

“Sebentar lagi, Zola. Kau akan jatuh dalam pelukanku!” ucapnya, seraya tersenyum sambil menatap layar ponsel yang menunjukkan foto Zola.

***

“Ap-apa maksudmu?” tanya Rosa tergagap mendengar pernyataan Zola. Zola kian mencondongkan tubuhnya, senyumnya kian menipis.

“Terima kenyataan, bahwa kau adalah wanita luar yang mencoba untuk masuk ke dalam rumah tangga ku dan Darel. Kau, seperti parasit yang terang-terangan ingin menghancurkan impian ku, sebagai seorang Istri,”

Rosa melirik sekitarnya, Ia takut jika ucapan Zola dapat didengar orang-orang yang kini tengah berada dalam Restoran.

“Kenapa, kau takut jika mereka mendengar kata-kata ku? Tenang saja, rahasia mu masih aman.” Lanjut Zola dengan seringainya.

Rosa mengepalkan tangannya, kesal dengan sikap dan tingkah laku Zola yang semena-mena terhadap dirinya.

“Zola, kau akan menyesal karena sudah membuatku marah. Lihat saja, nanti kau akan mendapatkan balasannya!” Setelah mengatakan sederet kalimat itu, Rosa bangkit dari tempat duduknya dan langsung melenggang pergi meninggalkan Zola sendiri. Usai ditinggalkan oleh Rosa, Zola menyandarkan tubuhnya pada kursi. Zola pikir, dengan mengatakan hal itu dapat membuat Rosa takut. Nyatanya, wanita itu justru semakin menjadi-jadi.

Zola menghembuskan napas kasarnya, lalu memeriksa ponselnya yang bergetar.

Sebuah notifikasi pesan singkat masuk dalam aplikasi hijaunya.

Nomer baru?

Ragu untuk melihat gambar dan video yang dikirimkan, Zola ingin menghapus langsung tanpa melihatnya. Namun, rasa penasaran melebihi semuanya.

Akhirnya, ibu jarinya menekan tombol layar dan kedua matanya menyaksikan langsung bagaimana setiap adegan yang terekam dalam video tersebut.

Darel dan Rosa berada di sebuah Pantai. Wanita itu, dengan tidak malunya memakai bikini yang hanya menutupi bagian dada dan aset bagian bawahnya. Keduanya nampak berjalan dengan bergandengan tangan. Sesekali, mereka berciuman tidak peduli dengan pandangan mata para pengunjung pantai yang menatap jijik keduanya.

Zola tidak sampai habis melihat adegan mesra yang dipertontonkan oleh suaminya itu. Hatinya sudah terasa terbakar. Rasa sakit itu, bertambah besar dengan melihat video ini.

Selama ini, Zola terus berusaha menjadi istri yang baik dan sempurna untuk Darel. Tapi sayangnya, pengorbanan yang ia lakukan hanya dianggap sebelah mata oleh Darel.

Tapi, siapa pengirimnya?

Zola kembali menatap layar ponselnya dan berusaha untuk menghubungi nomor yang telah mengirimkan video tentang hubungan suaminya dengan wanita lain. Entah apa tujuannya, namun Zola tidak menampik bahwa Video itu sangat penting. Bisa saja, jadi barang bukti di pengadilan nanti. Saat akan menghubungi nomor tersebut, nyatanya Tidak aktif.

Entah siapa pengirimnya, atau mungkin saja ini ulah Rumi. Sahabatnya itu, dari dulu tidak suka pada Darel. Terlebih, saat Ia mengetahui bahwa Darel telah memberikan pil pencegah kehamilan pada Zola. Dan mengatakan bahwa pil itu, merupakan pil subur, agar Zola cepat memiliki anak. Nyatanya, hal itu berbanding terbalik dengan pengakuan Darel.

Zola kembali menarik napas dalam-dalam, lalu menatap piring yang masih utuh. Makanannya sama sekali belum ia sentuh, tentunya hal itu karena kedatangan Rosa. Wanita itu, merusak mood makannya.

***

Darel tidak berhenti mondar-mandir di teras rumah. Kepalanya celingukan menatap gerbang rumahnya, berharap mobil Zola segera muncul. Darel tidak pernah menyangka, jika Zola berani mengatakan sesuatu yang membuat Rosa marah besar padanya. Sebelum Dessy pulang, Ia harus segera menyelesaikan masalah ini.

Beberapa saat kemudian, mobil Zola terlihat memasuki halaman rumah. Darel segera masuk ke dalam rumah, menunggu wanita itu di ruang tamu. Tidak mungkin ia mengatakan masalah rumah tangganya di Teras rumah, yang bisa saja di dengar oleh Security rumahnya.

“Apa tujuanmu, sebenarnya?” Zola menghentikan langkahnya. Suara Darel memenuhi ruangan. Dari nadanya saja, Zola sudah sangat mengerti bahwa saat ini Darel dalam keadaan marah. Entah apa yang dikatakan oleh Rosa, tapi Zola merasa Darel sudah termakan ucapan wanita itu.

Darel masih belum mengubah tatapannya. Pria itu, masih menatapnya tajam tanpa ada cinta dalam dirinya.

“Rosa memberitahu ku, kau mengancamnya. Kau akan melenyapkannya, jika aku menikahinya. Jangan egois, Zola.”

Egois?

Zola menarik salah satu sudut bibirnya, membentuk seringai merendahkan lawan bicaranya.

Darel dengan lantang mengatakan hal ini di ruang tamu. Pasti, Dessy tidak berada di rumah. Jikalau ada, pria ini tidak mungkin berani mengatakan hal ini di ruang terbuka seperti ini.

“Jadi, wanita parasit itu mengatakannya?” Zola pura-pura terkejut. Saat Darel hendak bangkit dari tempat duduknya, Zola memegangi perutnya.

“Akh!” pekik Zola tertahan. wajahnya nampak begitu pucat.

Darel bergegas untuk menyambut tubuh Zola yang hampir akan jatuh ke lantai. “Sayang, apa yang terjadi. Apa kau sakit?” Darel begitu panik, pria itu segera menggendong tubuh mungil Zola keluar dari rumah.

Tanpa berpikir panjang, Darel memasukkan tubuh Zola ke dalam mobilnya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Zola. terlebih, saat ini mata Zola terpejam, tangannya masih memegangi perutnya. tanpa Zola katakan, Darel sudah dapat menebak bahwa saat ini Zola tengah dirundung rasa sakit yang tak tertahankan.

Sebenarnya, bisa saja Ia menelepon dokter untuk datang ke rumahnya. Namun, hal itu tidak ia lakukan, karena takut menunggu terlalu lama. Jalan satu-satunya ialah membawa Zola ke Rumah Sakit.

“Kita tunggu dulu hasil USG Nyonya Zola. Jika memang ada sesuatu yang serius, sebagai seorang suami. Saya harap, anda dapat mendampingi pasien dengan baik. Support suami sangat penting dalam hal ini, melihat bagaimana reaksi sakitnya saat di periksa.” Ucap dokter yang baru saja selesai memeriksa keadaan Zola.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status