Share

32. Pencarian

Langit pun seakan ikut menangis. Gerimis rintik-rintik mengiringi lunglai langkah kaki Syakila menapak pada bumi yang terasa begitu berat untuk dia jalani.

Baru saja dia merasa kebahagiaan mulai menemui titik terang dalam hidupnya, tetapi semua itu hanya semu semata. Dalam sekejap dirinya harus kembali merasakan kepedihan yang teramat dalam.

Andai bunuh diri tidak berdosa, mungkin sudah sejak dulu dia menabrakkan diri pada mobil atau bahkan kereta api yang tengah melaju dengan kencang.

Air langit semakin deras mengguyur jagat. Tertatih Syakila menerobos derasnya hujan bersamaan dengan air matanya yang juga meluncur deras dari kelopak indahnya.

Langkahnya semakin berat. Tanpa arah dia telah berjalan jauh. Rasa lelahnya membuat dia tersungkur di tengah jalan. Bahunya terguncang hebat. Dia menangis tersedu-sedu di sana.

Bahkan ia tidak peduli andai ada mobil yang menelindas sekujur tubuhnya hingga remuk saat ini. Mungkin hal itu akan jauh lebih baik ketimbang ia harus menanggung kepediha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status