Share

#21 Bertahan

“Di mana otak kamu, hah? Kamu gila?!”

“Ampun, Ma! Ampun! Sakiit ....” Cantika mengangkat kedua tangannya di depan wajah, demi melindungi diri dari rotan keras yang beberapa kali diayunkan ke arahnya.

Lengannya terasa perih, panas, sakit, dan berdenyut akibat sabetan rotan yang berkali-kali mendarat di permukaan kulitnya. Cantika tidak menyangka perbuatannya yang tidak seberapa itu malah mendatangkan hukuman dari ibunya separah ini.

Apa pun yang dikatakannya percuma. Wanita yang usianya memasuki pertengahan empat puluh itu kini terbelalak marah, menarik satu pergelangan tangannya dengan kasar. “Kalau tahu sakit, kenapa kamu malah bertindak kurang ajar?” Memaksa turun tangannya yang tetap pada posisi pertahanan.

“Kapan saya ajarin kamu jadi orang yang nggak tahu diri begitu? Jawab!!” Saking murkanya, kedua bola mata yang setiap hari tampak lelah itu seperti siap keluar dari tempatnya. Urat-urat halus berwarna merah pada warna putih di lensa mata Arita terlihat lebih jelas dari biasanya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status