Share

122. Akhir penculikan

Malam menjelang tetapi Sahila masih enggan untuk turun ke bawah untuk makan malam. Padahal di bawah sudah ada Kania menunggu mereka. Kania belum mengetahui apa yang terjadi dengan ke dua orang tuanya. Naufal pun memilih bungkam karena belum siap menceritakan semua itu pada sang putri semata wayangnya dari Sahila. Dia tak ingin putrinya kecewa dengan masa lalunya.

“Papa, apa kalian sedang bertengkar?” telisik Kania melihat sang ayah yang terlihat gelisah meskipun mati-matian berusaha bersikap normal.

“Biasa orang dewasa. Sedikit berbeda pendapat,” dusta Naufal. “Sayang, kau bisa makan duluan. Papa akan membujuk Mama lagi,”

“Baiklah, aku akan makan duluan. Kalian selesaikan masalah kalian dulu,” sahut Kania mengedikkan bahunya. Kemudian tangannya langsung menyambar piring dan sendok untuk diisi nasi dan lauk pauknya.

Naufal tak menyerah untuk membujuk Sahila. Dia mengayunkan kakinya menuju kamar utama mereka. Dia kembali mengetuk pintu dengan harapan semoga saja istrinya kali ini lul
Piemar

Terima kasih pembaca yang masih setia membaca kisah Nuha dan Darren. Untuk info novel lainnya dan visual tokoh bisa dilihat di ig pie yang baru @pie_mar2023

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status