Share

55. Kenapa Sih?!

"Ibu!" panggil Akila dari dalam.

Aku pun menoleh. Mengabaikan Bos Teo yang sudah menutup rapat pintu utama dari luar.

"Ya, Nak, sebentar," sahutku seraya melangkah menghampirinya.

"Ibu dari mana?"

"Habis dari depan, Nak. Ayo kita keluar." Kami harus keluar dulu karena ini bukan tempat kosku. Tidak nyaman saat pemilik rumah sendiri justru pergi. Akila mengangguk.

Berbeda saat dari dibuka dari luar. Pintu itu tidak membutuhkan pin untuk membukanya saat dari dalam. Dengan mudah kami bisa keluar dari rumah Bos Teo yang sepi.

Kruyuk kruyuk ....

"Kamu laper, Nak?" tanyaku saat kami sudah melewati lorong sempit penghubung rumah Bos Teo dengan restoran.

"Iya, Bu. Akila laper." Akila memamerkan gigi kelincinya. Ekspresi jujur khas anak-anak.

Kuulas senyum lalu menggandengnya lebih erat. Kami pun berjalan cepat menuju area restoran.

"Nasi putih sama bebek goreng, Mas. Air putih dua." Kusebutkan pesanan untuk kami berdua. Teringat sejak siang pun aku belum makan.

"Tadi juga pesen dua, Mbak Am
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status