Share

56. Surga yang Kurindukan

Mau tak mau aku menuruti permintaan Bos Teo untuk tinggal sebentar di rumahnya. Mengingat Akila yang harus membersihkan diri dan istirahat.

Hingga pukul setengah tujuh Ajiz tak kunjung membalas pesanku. Begitu juga dengan Tante Mutia. Keduanya kompak membiarkan pesanku dalam mode centang dua saja.

"Akila pakai yang ini, ya. Kalau yang besar buat ibu kamu." Bos Teo menyerahkan dua gulungan handuk pada Akila.

"Iya, Om. Kamar mandinya mana?"

"Di dalam kamar itu. Akila bisa masuk aja." Bos Teo menunjuk kamar yang berada di lantai satu tak jauh dari ruang televisi.

"Makasih, Om," ucap Akila seraya tersenyum. Bos Teo membalasnya.

Cukup terhenyak aku melihatnya. Kedekatan mereka terlihat sekali. Seperti sudah lama saling menyapa satu sama lain. Kulihat wajah Bos Teo yang terus saja memerhatikan Akila.

"Dah sana. Anaknya udah mau mandi, tuh." Bos Teo mengedikan dagu. Ia sadar telah kuperhatikan. Buru-buru kualihkan pandangan dan tak menangggapi ucapan itu.

"Ayo, Nak." Segera kuayunkan lang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status