Share

Berhenti Berharap!

“Apa? Jangan asal bicara kau ya!”

“Anda menghalangi jalan saya.” Dia mengalihkan pembicaraan.

Aku mengurungkan niat untuk bicara saat melihat mobil masuk pekarangan rumah. Bisa kulihat ada Nilam dan Mbak Dilla di dalam. Kalau tahu Nilam akan pulang, aku juga bisa menjemputnya.

Dengan langkah cepat aku menghampiri dan membukakan pintu mobil, tidak mau sampai lelaki itu mendahului. Alin masih dalam gendonganku.

Sepertinya kalau aku tidak sedang menggendong Alin, Nilam akan protes dengan keberadaanku. Sekarang perhatiannya malah tertuju pada Alin.

Rasa rinduku terbayar saat melihatnya. Namun hatiku teriris melihat Nilam malah tampak kurus, tidak seperti saat awal kehamilan. Apa kondisinya semakin memburuk?

Pada siapa aku harus bertanya kalau semuanya selalu bungkam seolah aku ini orang asing yang tidak boleh tahu apa-apa.

Dia mengelus lembut pipi Alin, “Mas, biar aku yang gendong.”

“Tidak usah. Kamu saja masih terlihat lemas begitu.”

Mbak Dilla menghampiri dan menggandeng tangan Nilam ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status