Share

Bab 75

"Katakan, apa yang kamu inginkan untuk mahar pernikahan kita?" Sebastian tersenyum memandang calon istrinya. Apapun yang akan diminta oleh Zia, pasti akan diturutinya.

"Saya ingin sebuah rumah, tidak besar, tidak apa yang penting nyaman," kata Zia sambil menundukkan kepalanya.

Meskipun tahu bahwa harga rumah bukanlah murah namun Zia tetap memberanikan diri untuk memintanya.

"Rumah? " Sebastian sempat berpikir bahwa Zia akan meminta mahar yang fantastis namun ternyata tidak. Gadis polos itu hanya meminta rumah yang sederhana.

Zia menganggukkan kepalanya. "Zia ingin rumah untuk adik-adik di panti. Walau bagaimanapun kami tumbuh dan besar bersama. Manis, pahit, sakit dan senang kami rasakan bersama. Tidak jarang kami juga menangis bersama di saat hari raya. Impian kami sama, kami ingin merayakan idul Fitri bersama orang tua kami." Zia mengusap air matanya.

"Berapa banyak adik di panti asuhan?" Tanya Sebastian sambil memberikan tisu untuk mengusap air mata Zia.

"Usia 12-18 tahun ada 15
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status