Share

Lebih Dari Satu

Baru kembali dari ruang rawat inap tempat salah satu pasienku dipindahkan, langkahku di koridor terpaksa dihentikan kemudian berpindah ke belakang tiang beton yang cukup melindungi diri. Aku mengintip dua sosok wanita yang belakangan mewarnai hidupku sedang bertemu di persimpangan. Aya istriku, dan Nanda yang menjadi pacarku.

Wait, pacar?

Sebelum bersama Nanda, siapa yang kuakui sebagai pacar? Aya saja kusebut sebagai calon istri.

Aku belum pernah berminat berpacaran selain menjadikan seseorang teman kencan. Kebanyakan dari kaum venus memilih memutus hubungan dariku jika keinginan mahal mereka tidak dipenuhi. Yah, seperti kencan di tempat mewah terus menerus atau harus makanan mahal.

Nanda enggak seperti itu. Pertemuan kami hanya sebatas urusan gairah yang harus dipuaskan.

Kudengar suara Nanda bertanya, “Istrinya Pak Abra?”

“Iya.”

“Pak Abra-nya masih ada pasien. Perlu diantar ke ruangan?”

“Ah, iya. Terima kasih. Saya duluan saja.”

Bisa kudengar langkah sepatu kets Aya yang familier mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status