Share

Bab 115

"Kamu tunggu di sini, Anna. Kami butuh waktu untuk bicara secara pribadi." kata suamiku di depan pintu kamar. Ekspresinya terlihat serius tapi hangat juga menyebalkan.

Kayaknya kamar mereka udah pindah, batinku seraya duduk sendiri di sofa lalu mengangguk.

"Gak bicara secara bareng-bareng saja mas biar semuanya terbuka. Aku—"

"Nanti Anna, ada waktunya sendiri!"

Seorang pelayan rumah membuka pintu kamar mereka. Lalu menawarkan bantuan untuk menjaga Mbak Farah dengan sikap rikuh, juga takut.

"Ambilkan saja makan malam dan obat-obatannya! Siapkan juga untuk perempuan di ruang tamu." suara bariton itu tetap menggelegar di dalam kamar sebelum senyap kembali terasa.

Pelayan rumah tadi menghampiriku, lalu membungkuk hormat. Lalu pergi mungkin untuk mengambil apa yang pak Ardi suruh.

Aku hanya tersenyum rikuh karena tidak biasa mendapat perhatian khusus dari orang lain apalagi yang bersikap seperti orang penting seperti ini.

Terdiam. Kesenyapan ruangan besar ini kemudian hilang sewaktu Nauf
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Nia Kurniawati
gak bisa nebak alurnya bakal gmna
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
mengharukan... pak Ardi emang menyebalkan sekaligus mengagumkan... semakin penasaran sayaaahh..
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
naufal, bneran ttp gk suka anna.. tnggal nggu anna dan farah. bakal ngamuk ga nh si farah?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status