Hal tergila Milly adalah bertemu dengan Zayn, pengacara senior yang angkuh dan merasa paling pintar. Hidupnya mulai merasakan kesialan sejak di mana harus dibimbing oleh sosok Zayn. Ingin rasanya menghindar, tapi dia telah terjebak. Zayn membenci pertemuannya dengan Milly. Menurut Zayn, sosok Milly adalah sosok ceroboh dan paling merasa benar dalam segala hal. Sialnya dia harus membimbing gadis menyebalkan itu. Semua bermula dari sini. Dua orang pengacara cerdas, tapi saling membenci itu terjerat dalam sebuah rasa yang tidak biasa. Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Akankah takdir menyatukan? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
Lihat lebih banyakMilly kembali memikirkan kembali ucapan Zeus begitu mereka masuk ke dalam penthouse. Sedikit ragu dia melirik ke arah Zayn yang sedang menerima telepon dari Rey, tampaknya mereka membicarakan tentang kasus baru yang baru saja masuk ke tim mereka. Setelah menunggu beberapa lama sampai Zayn selesai dengan obrolannya bersama Rey, Milly mendekat dan duduk di sebelah Zayn.“Ada masalah?” tanya Milly.Zayn menggeleng. “Tidak ada. Rey hanya bertanya tentang persetujuan dari jaksa untuk penyelidikan di tempat kejadian perkara.”Milly mengangguk-angguk pelan. “Zayn, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.”Zayn menatap Milly lembut. “Katakan, Milly. Apa yang ingin kau bicarakan?”Milly tersenyum, tangannya meraih tangan Zayn dan mengarahkannya ke perutnya. “Aku tadi berbicara dengan Vintari, dia telah banyak membuka pikiranku tentang kehamilan Aku ingin mengatakan padamu kalau aku akan menerima kehamilan ini dengan bahagia, dan berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak kita nanti.”Senyum Zay
“Zayn, tunggu…” Milly menarik tangan Zayn sebelum pria itu keluar dari mobil. Tampak jelas wajah Milly menunjukkan jelas kepanikan dan rasa cemas yang mendera. Saat ini Milly telah berada di kediaman keluarga Zayn.“Kenapa? Kau mual lagi?” tanya Zayn khawatir.Milly menggeleng cepat. “Bukan, tapi aku merasa gugup. Kau tahu, ini adalah hal yang sangat mendadak. Aku bahkan baru tahu kau mengajakku ke sini untuk membahas tentang pernikahan kita.”Jantung Milly seakan ingin berhenti berdetak. Di mobil Zayn baru memberi tahu padanya bahwa Zayn mengajak Milly ke keluarga pria itu, untuk membahas pernikahan. Ya Tuhan! Milly benar-benar belum siap.Zayn tersenyum mendengar kegelisahan Milly. Sebelah tangannya mengusap lembut pipi Milly. “Tenanglah, lagi pula aku memang sudah melamarmu, kan? Dan berjanji untuk menikah setelah kasus ayahmu selesai. Sekarang saatnya. Ayo kita turun.”Zayn keluar dari mobil tanpa menunggu jawaban Milly. Sedikit berlari mengitari mobil, dia segera membukakan pintu
Milly terdiam sambil terus melihat surat hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Pikirannya mendadak kosong, dia bahkan tidak tahu harus menerima berita ini dengan rasa senang atau sedih, mungkin kecewa? Bukan kecewa pada kehamilannya, tapi kecewa pada dirinya sendiri. Seharusnya dia bisa menahan untuk tidak hamil terlebih dahulu. Masih banyak hal yang ingin dia kejar.“Milly, kau baik-baik saja?” Zayn terlihat khawatir melihat perubahan raut wajah Milly. “Apakah ada yang sakit?”Milly menoleh, kelopak matanya memerah karena menahan rasa kecewanya. “Kenapa aku hamil?”Satu pertanyaan itu membuat Zayn menghela napasnya. Dia tahu respon Milly pasti akan seperti ini. Perbicangannya mengenai kehamilan di beberapa malam yang lalu sudah menjelaskan bahwa Milly belum siap untuk hamil.“Milly, dengarkan aku.” Zayn meraih tangan Milly dan menggenggamnya. “Aku tidak akan meminta maaf untuk hal ini, karena bagaimanapun juga, itu adalah calon anak kita dan aku sangat bahagia
Terhitung sejak dua minggu setelah sidang pertama kasus Marcus Benson digelar, seharusnya hari ini adalah hari penting bagi Milly yang akan melakukan sidang kedua dan juga sidang terakhir dari kasus ayahnya itu. Namun, sejak dari pagi tadi Milly merasa tidak enak badan.Zayn yang awalnya hanya mengira Milly terlalu memaksa dirinya untuk kasus ini sehingga daya tahan tubuhnya sedikit menurun, kini menjadi cemas karena melihat Milly terus muntah-muntah dan harus bolak-balik ke kamar mandi.“Kau mau aku gantikan saja hari ini?” tawar Zayn saat dia mengekor pada Milly. Sebelah tangannya membantu Milly untuk mengangkat rambutnya agar tidak terkena cairan muntahnya saat gadis itu membungkuk di wastafel.“Tidak perlu, aku bisa melakukannya,” jawab Milly di sela-sela muntahnya.Melihat kondisi Milly, Zayn tidak yakin dia bisa menyelesaikan sidang dengan baik. “Kita ke rumah sakit saja untuk memeriksa keadaanmu. Kau sudah berapa kali muntah hari ini? Ini tidak wajar, Milly.”Milly menyalakan k
Beberapa hari kemudian, sidang pertama dari kasus banding atas tuduhan malpraktek perusahan farmasi milik Chris Ainsworth berjalan dengan lancar. Untuk merayakannya, Zayn membuat acara perayaan di salah satu villa miliknya yang berada di luar kota.Seluruh anggota timnya—delapan orang termasuk dirinya, Milly, dan Rey akan hadir di acara itu. Tidak lupa, Zayn juga mengundang Cathy—putri pemilik firma yang juga merupakan jaksa sekaligus teman satu angkatannya.Seakan semesta berpihak pada mereka, malam ini cuaca sangat cerah. Semua orang sudah berada di halaman belakang villa sambil bersenda gurau dan menikmati makan malam mewah yang telah dihidangkan Zayn. Beberapa terlihat mengambil gelas sampanye di atas nampan aluminium bundar yang diedarkan oleh pelayan party yang khusus disewa untuk acara ini, sebagian lagi memilih untuk terus berdiri di meja hidangan untuk menggilir semua menu yang menggugah selera.Saat itu, Cathy yang tadi datang bersama dengan Rey terlihat sedang mendekat pada
“Dengan ini, terdakwa dijatuhi hukuman dua belas tahun penjara atas pembunuhan berencana pada Scott Willy dan percobaan pembunuhan atas korban bernama Milly Benson.”Ketukan palu hakim agung mengakihiri jalannya sidang hari ini yang berjalan sangat lancar. Milly juga tampak hadir sebagai saksi. Tak ada sorot keraguan dalam wajahnya, meskipun Zayn sempat takut kalau traumanya akan kambuh saat melihat George, nyatanya Milly lebih tangguh daripada yang Zayn kira.Saat George akan dibawa ke ruang tahanan, dia meminta sedikit waktu untuk berbicara dengan Milly. Pihak pengadilan mengizinkan, dan Milly pun juga tidak keberatan sama sekali.“Hanya dua menit dan tidak keluar dari ruangan ini!” seru petugas pada George.George mengangguk, kemudian mendekati Milly dengan tetap didampingi oleh petugas yang mengapit kedua lengannya. Melihat itu, Zayn segera menghampiri Milly dan berdiri di depan gadis itu untuk melindunginya.“Aku tidak akan menyakitinya lagi. Tenanglah,” ucap George saat melihat
“Milly Benson, itu nama lengkapku. Aku yakin kau tahu itu, kan?” Milly menatap Zayn yang masih terdiam. Ya, Zayn memang tahu nama lengkap Milly, tapi banyak sekali di dunia yang memiliki nama keluarga sama. Jadi Zayn tidak sama sekali beranggapan bahwa Milly adalah anak Marcus Benson. Dunia terasa benar-benar sangat sempit. Seakan baru saja dilumuri oleh lem, mulut Zayn benar-benr terkatup, tak bisa membuka dan tidak tahu harus berkomentar apa.“Sekarang aku mengerti,” ucap Milly sambil menatap nanar pada ujung meja. “Kenapa saat ayahku meninggal, tidak ada kabar berita atau media satu pun yang meliput. Padahal, ayahku adalah kepala Quality Control dari perusahaan besar. Hal itu juga yang membuat dugaanku semakin kuat bahwa ayahku kemungkinan memang dibunuh, bukan bunuh diri.” Milly meletakkan setumpuk berkas dari kasus ayahnya yang selama ini dia kumpulkan sendiri di atas meja.“Ayahku ditemukan meninggal di dalam mobil karena kercaunan karbon monoksida. Saat tim forensik datang, mer
“Surprise!” teriak Rey begitu Milly melangkah kakinya masuk ke dalam firma.Beberapa ledakan confetti mengarah kepada Milly yang sedang terkejut. Dia tidak menyangka rekan kerjanya akan menyambutnya seperti itu. Kembalinya dia ke firma setelah proses pemulihan dirayakan oleh semua rekan kerjanya.“Milly! kau sudah sehat? Celine, staff HR yang di awal dulu menjadi pemandu baginya, kini memeluk Milly erat. “Selamat datang kembali, terima kasih karena kau telah bertahan.”Banyak orang ikut memeluk Milly secara bergantian, termasuk Rey yang kemudian menyuruh Milly untuk meniup lilin.“Aku tidak sedang berulang tahun,” protes Milly.Rey mengerutkan keningnya. “Tapi sekarang adalah kembalinya seorang Milly di firma ini. Jangan banyak protes. Ucapkan saja doamu dalam hati dan segera tiup lilin ini. Kau tidak tahu dari tadi banyak yang menahan hasratnya karena ingin segera mencicipi kue ini, kan?”Zayn berbisik pada Milly untuk segera menuruti keinginan Rey. Ide penyambutan ini semuanya datan
Milly berkali-kali melirik ke arah Zayn saat mereka berada di dalam mobil ketika perjalanan pulang. Tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut Zayn, begitu juga dengan Milly yang tidak berani untuk mengawali. Raut wajah Zayn terlihat serius saat dia menjemputnya di taman tadi.“Mulai hari ini, lebih baik kau pindah ke penthouse-ku saja.” Tiba-tiba Zayn membuka pembicaraan dengan tema yang membuat Milly hampir mendelik terkejut.Sebenarnya, bukan karena alasan aneh atau karena Zayn ingin terus bersama dengan Milly, tapi lebih kepada ucapan Zeus yang mengatakan bahwa dampak psikis Milly akan lebih besar daripada luka fisiknya karena kejadian itu. membayangkan bagaimana Milly harus berjuang sendirian dengan psikis yang ditakutkan Zeus membuatnya tidak tenang. Oleh sebab itu, dia ingin mengawasi Milly setiap waktu.“Kenapa aku harus pindah ke tempatmu? Apa karena aku masih sakit? Tapi aku baik-baik saja. Tidak masalah aku tinggal di unit apartemenku sendiri,” ucap Milly mencoba untuk me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.