Share

Bukan Hari Sial

“Hei, kau baik-baik saja?” penjahat kedua menghampiri penjahat pertama yang menerima pukulan lebih banyak di antara mereka bertiga. Bahkan, satu tulang rusuknya ada yang patah. “Ayo!”

Penjahat ketiga pun menghampiri satu rekan mereka tersebut, membantunya berdiri, dan kemudian membawanya beristirahat di bawah sebuah pohon waru laut yang cukup besar dan rindang dengan bunganya yang kemerah-merahan.

“Berengsek!” penjahat pertama mendengus, terduduk dengan bersandar ke batang pohon. Dia terbatuk lagi dan muntah darah lagi. “Sial! Kita tidak mendapatkan apa-apa, bagaimana aku akan bisa mengobati putriku?”

Dua temannya hanya bisa mendesah halus.

“Yah,” kata penjahat ketiga. “Sepertinya hari ini adalah hari sial bagi kita.”

“Kupikir,” kata penjahat kedua. “Kita mungkin akan bisa mencari mangsa di pulau lain. Di sini masih terbilang cukup ramai dan pasti ada saja orang seperti pria yang tadi itu.”

“Hei!” Penjahat ketiga melihat bayangan. Dia menunjuk ke arah tersebut. “Lihat dua orang itu!”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status