Share

Gadis yang Tertawan bab 31

Lembayang mencengkram dengan kuat kemeja yang dipakai Ananta, beberapa kali ia melayangkan pukulan ke wajah pria itu. Mereka kini sedang berada di sebuah rumah di tengah hutan—jauh dari mana pun.

"Katakan, atau kau akan mati!" Saat tangannya kembali terangkat dan mengepal kuat. Seseorang menepuk bahu lembayang sehingga ia menoleh ke belakang.

"Paman!"

Lelaki paruh baya itu berjongkok mengikuti posisi Lembayang.

"Dia benar-benar akan mati kalau kamu memperlakukannya seperti ini, Nak. Lelaki sejati tidak menyiksa lawan yang sudah lemah! Kalau dia memang tidak tahu apa-apa. Maka kita harus menyuruhnya untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan."

"Bagaimana caranya, Paman? Sudah dipukuli berkali-kali saja dia tetap tutup mulut, apalagi kita suruh untuk mencari informasi?" tanya Lembayang bingung.

"Dengan membuka hati nuraninya, Nak!"

"Manusia-manusia seperti mereka sudah tidak punya hati nurani, Paman. Mereka semua sudah dibutakan!"

"Biarkan aku bicara padanya!" Bima memandang Lemba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status