Share

Bab 42

"Dok, bagaimana keadaan suami saya?" Lagi, Bu Nia yang tak kunjung mendapatkan jawaban akhirnya bertanya lagi.

"Maafkan saya, Bu. Suami Ibu sudah berpulang, kami sudah berusaha untuk mengembalikan detak jantung yang sempat terhenti. Tapi Tuhan berkehendak lain."

"Ayah!" Bu Nia menangis histeris.

Tubuhnya yang sudah lemas sejak tadi yang tak mampu lagi menopang berat badannya. Beliau jatuh terduduk dengan isakan yang menyayat hati.

"Kenapa Ayah ninggalin Ibu sendirian," ucap lirih Bu Nia tenggelam dalam pundak sang anak.

Hancur sudah hidup Flara saat ini, ujian kehidupan datang bertubi-tubi dan dalam waktu bersamaan. Ingin sekali rasanya hati meraung seperti ibunya, tapi ia masih bisa berpikir dengan waras. Jika ia meraung-raung juga, siapa yang akan menenangkan ibunya? Saat ini Flara hanya punya ibunya, hanya wanita itu satu-satunya keluarga Flara yang tersisa.

Mereka berdua berpelukan tergugu dalam tangisan. Flara sudah semaksimal mungkin untuk berusaha kuat, tapi tidak mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status