Share

Bab 119

Hasby meminta Ijay memanggil Iman agar dapat segera meningalkan tempat itu. Sungguh, ia merasa jengah setiap kali jemari tangan Ratna mengusap lengannya. Ia hanya dapat menarik tangannya dan melipatnya di depan dada.

Rasanya ia ingin berteriak,

'Edi! Bawa jauh - jauh orang gila ini dari hadapanku!'

Tapi ia menahannya. Tak tega rasanya melihat pendar cahaya yang keluar dari netra Edi, adiknya yang belum lama ini kehilangan istrinya.

Sebelum Ijay memanggilnya, Iman dan Nisa sudah kembali.

Iman memalingkan wajahnya saat melihat Ratna. Rasanya rugi bandar kalau melihatnya sebentar saja.

"Kita pulang sekarang, Bang?" tanyanya pada Hasby.

Hasby mengangguk.

"Tapi Saya 'kan belum makan, Bang?" rengek Edi seperti anak kecil.

Iman mendengus. Edi ingin terlihat manja di depan Ratna.

'Dari tadi ngapain aja sih, Bang?!' omelnya dalam hati.

Ratna juga menyadari kalau Iman tidak menyukainya. Ia juga diam - diam mengagumi kecantikan Nisa yang jelas terpancar meski tidak ada sapuan make up d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status