Share

Ancaman Itu Nyata

Suara oranng-orang membaca Yasin sudah terdengar. Semua orang sudah pada datang untuk melayat, kerumah Dini.

"Kamu dirumah saja ya nak. Ibu mau melayat dulu " Ucap Atika. Ia segera memakai kerudungnya.

"Ibu cantik sekali kalau tiap hari pakai gitu." Ucap Mail.

"Kamu bisa aja nak. Makasih ya! Udah bilang ibu cantik." Atika tersenyum, dan sedikit tersipu. Selama menikah, dengan Daut belum pernah dirinya dipuji seperti itu.

"Ningsih sudah Dateng belum ya! aku males disana kalau nggak ada kawan. Apalagi kalau ada Mirna. Untung juga Yuni nggak ada kalau ada pasti bakal diusir sekalian aku," Gumam Atika.

Sesampainya disana Atika langsung duduk disebelah kanan pojok. Matanya tertuju kepada Diwan. Namun karna suasana sedang, lagi mendung-mendungnya Diwan sama sekali tidak begitu melirik Atika. Ia malah fokus untuk menenangkan Dela, ibu mertuanya.

"Kamu sudah lama?" Tanya Ningsih, yang baru saja datang.

"Baru aja kok. Oh iya nanti si Dini mau dimakamkan kemana?" Atika sedikit keceplosan.

"Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status