Share

BAB 47 Ingin Bawa Anakku? Silahkan kalau mau

"Ibu? Tika?" Aku kaget melihat kedatangan mereka berdua. Netranya sudah berbau sinis sejak tadi.

Aku masih menyelesaikan pesanan dari ibu-ibu yang masih menunggu.

"Hey, Hanah! Kamu sok bawa pengacara ke pengadilan. Sok kaya sekali kamu. Timbang jadi penjual nasi uduk saja." Sungut ibu mertua mulai angkat bicara. Di depan umum. Sejenak aku belum menggubrisnya. Malu pada tetangga.

"Ini, Bu, Mbak," ucapku seraya memberikan pesanan mereka yang sudah di kemas dengan kresek putih.

"Ini uangnya, Han." Bu RT untungnya kasih uang pas. "Ini, Mbak Han!" Pun dengan Mbak Eli, dia beri pula uang pas.

"Kita pergi ya. Takut!" Bu RT seperti mengejek kedatangan ibu dan rengrengannya. "Iya, Bu, Mbak, maaf ya." Aku menjawab bisik-bisik. Ibu mertua masih tetap berdiri menyilang lengan di bawah dada.

Ibu-ibu telah pergi.

"Maaf, Bu, silahkan duduk dulu. Tidak baik bicara apalagi marah-marah sambil berdiri." Aku berkomentar sambil terus menahan emosi.

"Han? Ada apa?" Ibu datang.

"Bu Niken?" Ibu kaget. Netra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status