Share

BAB 46 Datang Ibu dan Tika

"Olahraga yang bikin terluka, Pak."

"Enggak, saya gak apa-apa. Tubuh saya gak ada yang luka sedikitpun. Mbak Hanah santai saja." Pak Satria orangnya sangat santai dan bersahaja sekali. Bicaranya kalem dan santun.

"Jangan panggil Pak dong, Han, Om aku kayak tua banget kesannya. Padahal wajahnya unyu-unyu gitu. Sixpack. Kayak umur 17 tahun." Resti membuatku gugup. Nada bicaranya seperti mengejek Pak Satria.

"Hush!" Pak Satria nampak kaget lalu semprot lagi ponakannya itu.

"Om, kan belum Bapak-bapak. Nah, Han, lebih baik kamu panggil Mas saja. Dan Om panggil teman aku jangan Mbak, dong, kan dia lebih muda dari Om." Resti ini apa-apaan?

"Ya terserah lah, asal jangan panggil saya Kakek atau Opa saja." Pak Satria terkekeh. Pun denganku.

"Jadi, kamu panggil Om aku, Mas saja. Biar gak terlalu formal." Bisik Resti. "Enggak ah. Gak enak!" Aku menolak.

"Om panggil teman aku Hanah saja. Jangan ada embel-embel 'Mbak' nya. Memang Mbak tukang jamu?" celetuk Resti.

Kami hanya diam mendengarkan Res
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status