Share

Merindukan Maut

"Selamat pagi, Nyonya. Anda bisa ikut saya sekarang."

Edbert, masih dalam nada formalnya, langsung menyapa begitu tatapan kami bertemu.

Menyadari gurat kebingungan di wajahku, personil polisi tadi ikut menimpali. "Ya Bu, Anda sudah boleh pulang. Maaf atas kesalahpahaman ini."

'Kok jadi mereka yang minta maaf?'

Meski masih bertanya-tanya, aku mengikuti langkah Edbert setelah mengangguk sekilas pada perwira tadi. Edbert berjalan dalam langkah lebar hingga aku agak tersaruk-saruk mengikutinya.

Begitu kami melewati ambang pintu, seorang polisi wanita kembali menghampiri lantas menyerahkan tas milikku yang sempat disita.

"Silakan diperiksa dulu, Bu." ucapnya ramah. Nada-nada ketus kemarin menguap entah kemana.

Tentu saja semuanya utuh di dalam, termasuklah kamera laknat yang sekarang amat kubenci itu. Bukti kegagalanku yang hakiki.

Selesai memeriksa barang, aku baru sadar, ternyata Edbert sudah melangkah jauh di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status