Istri Buruk Rupa

Istri Buruk Rupa

Oleh:  Nietha_setiaji  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.5
5 Peringkat
172Bab
13.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Di ponsel suamiku tertulis si buruk rupa, rupanya pemilik nomor itu adalah diriku, istrinya. Menjadi istri dan juga ibu adalah sesuatu yang luar biasa. Aku jalani dengan tulus ikhlas, dengan dedikasi tinggi, tidak pernah mengeluh sedikitpun. Pekerjaan suamiku menuntutnya selalu tampil prima, rapi, dan wangi. Dia berada di lingkungan yang penuh dengan wanita wanita cantik. Sedangkan aku, bergelut dengan pekerjaan rumah, juga daster yang beberapa sudah buluk, berlubang di mana mana. Akankah aku mampu menjaga gelora cinta suamiku seperti sedia kala? seperti ketika kami baru bertemu, walaupun aku sudah tidak lagi memiliki waktu untuk merawat diri seperti dulu, apalagi aku menemukan fakta bahwa suamiku berselingkuh dengan rekan kerjanya. Dari sudut pandang tokoh wanita utama dan umum.

Lihat lebih banyak
Istri Buruk Rupa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zaid Zaza
Izin promo ya Thor. Mampir Yo, di novel, ROH KAISAR LEGENDARIS
2024-03-02 08:30:48
0
user avatar
Happy Love
Hanung, karmamu aku tunggu, mau lihat kamu jungkir balik.
2023-08-12 08:42:54
0
user avatar
Angsa Kecil
Cerita bagus ... lanjut baca
2023-07-14 22:31:05
2
user avatar
Happy Love
Realitas ni ada di sekitar, pelakor memang harus dibantaiiiii
2023-07-14 18:49:50
0
user avatar
Purbaya 86
bagus ceritanya, ditunggu kelanjutannya.
2023-11-12 16:53:17
0
172 Bab
BAB 1 Kejutan Pagi
Kejutan Pagi"Mah, carikan ponselku," teriak suamiku, mas Hanung. Dia pasti kehilangan ponselnya tadi malam setelah terlalu seru memainkan game hingga larut malam, lalu tertidur di ruang tamu."Iya pah, sebentar, aku sedang menyuapi Bintang," teriakku dengan tangan belepotan bubur bayi, membantu makan anak keduaku, Bintang Perkasa Wiguna yang berusia delapan bulan.Aku usapkan tangan penuh bubur tim daging sapi itu ke daster, supaya kembali bersih. Itulah salah satu fungsi daster yang aku pakai di pagi hari. Lagipula aku belum mandi, tidak apalah kotor, nanti aku akan mencucinya hingga bersih.Itulah salah satu aktifitas pagiku, bagi ibu rumah tangga yang mengurus satu orang suami dan dua orang anak. Namaku Hesti, berusia tiga puluh lima tahun, setiap hari yang aku kerjakan adalah rutinitas sebagai seorang ibu rumah tangga. Bangun jam empat pagi, tidur paling malam setelah memastikan semuanya sudah terlelap dengan baik, semua itu sudah biasa. Suamiku mas Hanung Wiguna adalah staff di
Baca selengkapnya
BAB 2 Wajah Masam
Wajah MasamAku menyerahkan ponsel yang sudah ketemu itu, mengulurkan tangan dengan wajah masam. Tidak mengucapkan apapun, hanya diam seribu bahasa."Terimakasih mah," ucap mas Hanung. Aku hanya mengangguk, anggukan kecil, lalu segera bergegas menuju ke arah putra keduaku.Mas Hanung membawa tasnya, tas persegi berwarna coklat tua, terbuat dari kulit asli, cukup mewah. Dia terlihat menyapa Bintang dan Adam, mengecup dahi keduanya.Aku melirik ke arahnya, lalu mencium tangannya, mungkin dia sudah tidak lagi peka, ataupun ingat, bahwa ada seonggok daging hidup yang ingin juga mendapat sapaan yang sama, berupa kecupan. Ah, sudahlah, sepertinya keromantisan bukan hal yang penting lagi. "Aku berangkat dulu mah, nanti sore ada rapat, mungkin aku pulang malam," ucapnya. Mas Hanung bersiap keluar, aku hendak mengikutinya, namun dia memberi isyarat larangan."Kau lanjutkan saja, aku bisa sendiri," ucap mas Hanung seraya tersenyum."Assalamualaikum," salam mas Adam."Waalaikumsallam," jawab sa
Baca selengkapnya
BAB 3 Berhenti Menangis
Berhenti MenangisAku menggendong Bintang, berusaha untuk menidurkannya karna pekerjaan rumah sudah menunggu. Menjadi pendongeng ulung, juga penyanyi berbakat. Aku menceritakan banyak hal, sambil mengelusnya yang mulai terlelap di pelukanku. Menyanyikan lagu dari yang sederhana hingga yang penuh makna karna aku pengarangnya sendiri, ya begitulah.Aku kembali berdiri di depan kaca, sembari menggoyang goyangkan badan, berharap Bintang segera terlelap. Aku melihat ke arah diriku, bukanlah aku seburuk itu? rupanya aku belum bisa melupakan peristiwa tadi pagi. Tiba tiba air mataku menetes, dari ujung mata terdalam. Air mata yang penuh dengan arti, penuh dengan perasaan yang mendalam.Aku mengusap air mata itu, mendongak ke atas, berharap gravitasi akan mengembalikan air mata itu ke tempat semula.“Tidak, aku tidak seburuk itu, dulu bahkan menikahiku karna tergila gila,” gumamku dalam hati.Aku mengingat masa itu, aku dan mas Hanung sekolah di SMA yang sama, lalu bersekolah di universitas y
Baca selengkapnya
BAB 4 Istri Istri Tangguh
Istri Istri TangguhAku kembali ke rumah, bergegas menidurkan Bintang, dengan segenap kesabaran dan kasih, setelah setengah jam mengoyong ngoyongnya, menyanyikan banyak lagu, akhirnya putra kedua ini tidur.Aku masuk ke dalam kamar tidur milik kedua putraku, dengan sangat pelan dan hati hati, berusaha tidak menimbulkan suara apapun, sedikitpun, aku meletakkannya ke dalam box bayi. "Hust, hust, hust," suara itu terus saja aku ulang ulang. Entahlah dari mana asalnya, seolah seperti mantra, benar atau tidak mengenai efeknya, membuat anak kembali tidur ketika terbangun, aku tetap melakukannya. Anggaplah kebiasaan turun temurun, aku juga melakukan itu. Ya, Bintang sudah tidur. Aku segera menyingsingkan lengan daster, bersiap untuk menghadapi pertempuran yang sebenarnya. "Aku siap," ucapku dalam hati dengan ekspresi yang benar benar menjiwai.Aku berjalan mengendap endap keluar dari kamar Bintang, mengumpulkan semua pakaian kotor dari kamar utama, yang berserakan di mana mana, juga yang
Baca selengkapnya
BAB 5 Bu RT Luar Biasa
Bu RT Luar BiasaBu RT mulai duduk di sampingku dan bu Anna juga sudah duduk di sofa yang ada di sebelah kanan bu RT.“Bu Hesti, saya akan mengajari mengenai dasar dasar make up, oh iya, bay the way, apa yang membuat bu Hesti tiba tiba ingin merubah penampilan?” tanya bu RT seraya menatapku tajam. Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku ingin merubah penampilan setelah melihat nama kontak di ponsel suamiku, itu terdengar seperti lelucon.“Hmmm, ya sepertinya saya kok sudah mulai tidak menarik lagi,” ucapku lirih.“Tidak menarik? Ah yang benar saja, coba sini saya lihat,” ucap bu RT yang kemudian memegang wajahku. “Rahang tegas, hidung cukup mancung, alis tebal kurang rapi, bulu mata pendek, kusam, ada guratan keriput walau tidak terlalu jelas dan bekas jerawat,” gumam bu RT seraya mengamati wajahku dengan seksama. Bintang yang ada di pangkuanku terlihat mulai berceloteh, serta mengamati ke arah bu Rt, mungkin dia juga ingin ikut berinteraksi.“Ya, sebenarnya bu Hesti ini cantik, memi
Baca selengkapnya
BAB 6 BAJU HARAM
BAJU HARAM“Ayo Bintang ikut bude,” ucap bu Anna seraya meraih Bintang yang ada di pangkuanku.“Bintang ikut bude Anna ya,” ucapku pada Bintang. Bersyukur sepertinya Bintang mau dan tidak ada penolakan.“Anak pinter, sayangnya bude Anna,” ucap bu Anna yang cukup luwes menggendong bayi, jelas karena dia sudah berpengalaman dengan tiga orang anak.“Wah Bintang mau sama saya bu Hesti,” lanjut bu Anna seraya melihat ke arahku.“Mungkin karna bayi bisa menilai yang benar benar baik sama dia dan yang pura pura, jadi kalau ketemu sama yang baiknya kayak bu Anna, ya anteng,” ucap bu RT seolah seperti melontarkan pujian.“Ah bu RT ini,” ucap bu Anna seraya tersenyum.“Ayo kita bersiap, saya akan merubah bu Hesti menjadi more beautiful,” ucap bu RT yang kemudian mengeluarkan beberapa perlengkapan make up dari kotak besar yang sepertinya terbuat dari material besi. Box make up yang cukup besar untuk ukuran ibu rumah tangga, karena biasanya kotak penyimpanan make up seperti itu dipakai perias waj
Baca selengkapnya
BAB 7 Kejamnya Realita
Kejamnya RealitaAku sudah membersihkan rumah, mengepel, merapikan semua sisi dan menyelesaikan masakan. Kedua anakku juga sudah mandi, sudah wangi, perut mereka juga sudah terisi. Aku bersiap untuk berubah menjadi guru les, ya, Adam selalu belajar minimal setengah jam setiap hari, mengulang apa yang sudah gurunya ajarkan di sekolah. Ah, pelajaran anak TK, masih bisa aku atasilah, mengenal angka, huruf, membaca, berhitung sederhana, bercerita. Mungkin yang sedikit membuatku repot adalah harus membantu Adam belajar juga menenangkan si kecil yang terus saja mengganggu abangnya.Bintang yang duduk di samping Adam terlihat begitu usil, merebut pensil juga menarik buku yang sedang dibaca Adam. Tidak butuh waktu lama, perang pun terjadi, mereka saling berebut, menarik dan akhirnya akan ada yang menangis. Padahal aku sudah menyiapkan perlengkapan tempur yang sama, buku yang sama, walaupun Bintang belum mengerti, aku tetap memberikannya, dibawah pengawasanku. Ah, mungkin bagi anak anak, milik
Baca selengkapnya
BAB 8 Nama Itu Sudah Berubah
Nama Itu Sudah BerubahAku menyiapkan makan malam untuk mas Hanung, sepiring nasi, teh hangat, semangkuk garang asem gentong kesukaannya. Aku tahu, walaupun dia kenyang, dia tidak akan bisa menolak jika aku menyuguhkan makanan kesukaannya.Mas Hanung menghampiriku dengan rambut basah acak acakan dan handuk di tangan, mengusap rambutnya yang masih basah karena baru keluar dari kamar mandi.“Wah, aku bisa gemuk mah, ini pasti enak sekali,” ucap mas Hanung dengan mata berbinar.“Tidak apa apa, aku tetap cinta,” ucapku.“Wah tapi tetap saja mah, kan aku kerja di perusahaan kosmetik, tidak mungkin tidak memperhatikan penampilan,” ucap mas Hanung.“Kan papa akunting, bukan karyawan dibagian yang harus tampil dengan visual sempurna, memangnya papah brand ambasador?” ucapku.“Ya, bukan begitu mah, penampilan juga penting,” ucap mas Hanung.“Jadi ini dimakan atau tidak?” ucapku sedikit kesal seraya berdiri, seolah bersiap untuk mengambil piring dan mangkuk yang aku sajikan.“Eh ya iya dong, man
Baca selengkapnya
BAB 9 Ritual Malam
Ritual MalamAku masuk ke dalam kamar, mas Hanung terlihat sudah siap di tempat tidur, dengan senyum genitnya. Entah sudah berapa hari aku tidak melihat senyum itu, ya, karna ini biasanya terjadi sebulan sekali, atau paling sering sebulan dua kali. Maklum lah, keluarga dengan anak dua. Aku tidak menyangka akan melewati malam indah ini, wah istimewa, berkat make up natural yang merubah si buruk rupa menjadi istimewa, oh bukan, yang alami tanpa riasan menjadi luar biasa. Aku tidak menyetujui pendapat itu, aku bukan buruk rupa. Tidak ada wanita yang buruk rupa, semua wanita cantik. Titik, tidak boleh ada koma. Aku mendekat ke arah suamiku, dia terlihat menerimaku dengan begitu banyak cinta. Tangannya terbuka, siap menerimaku. Aku menjatuhkan diri ke pelukan suamiku. Sungguh sangat hangat dan membuat hatiku bahagia.Hatiku bergetar, ritual malam yang begitu penuh gelora akan segera dimulai. Suami ke terlihat mulai memandangku, lalu tersenyum. Apa mungkin dia terpesona? oh, mungkin karna
Baca selengkapnya
BAB 10 Aku Benci Dengan Curigaku
Aku Benci Dengan CurigakuAku membuka mata, jam menunjukkan pukul empat pagi. Ini hari sabtu, anak anak libur, begitu juga dengan mas Hanung, harusnya aku bisa tidur sedikit lebih lama, namun entah kenapa dentuman keras di hatiku masih terasa dan itu sangat mengganggu tidurku.Aku segera bangkit, mungkin dengan beraktifitas akan mampu memperbaiki suasana hati yang diliputi rasa curiga.“Apa mungkin suamiku memang sudah menganggapku si buruk rupa, karna itu pula dia mencoba memilih wanita lain?” tanyaku dalam hati.“Apa itu mungkin? kita sudah menyepakati mengenai banyak hal, tidak mungkin semudah itu dia berkhianat,” bisikku dalam hati.Aku menyiapkan bahan makanan untuk membuat sarapan, sarapan yang berbeda untuk tiga golongan. Makanan pendamping ASI, anak anak dan dewasa, mereka memiliki selera yang sama. Aku mengambil bahan makanan dari dalam lemari pendingin, membawanya ke dapur, meletakkannya di meja.“Sailor Moon? Hah” gumamku. Aku masih memikirkan itu, pikiran yang sebenarnya ti
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status