Share

Bab 76. Pelukan Hangat

"Ada hati yang menunggu untuk dipeluk," kata Haidar.

"Hsstt, dingin banget emang malam ini."

"Makanya Ocyang peluk erat, supaya anget." Haidar melingkapkan selimutnya.

"Kenapa pelukanmu sangat menenteramkan?" tanya Ciara.

Adegan budak cinta dimulai. Dengan barisan kata yang seakan mereka main film. Mereka saling sambung kata dengan susunannya yang begitu manis. Menikmati angin malam yang menerbangkan vibes pelukan halal yang terbumbui roda mentari.

"Karena kamu mencintaiku." Haidar memijat perlahan tubuh mungil istrinya.

Ciara hampir berteriak kaget karena tangan Haidar yang secara tiba-tiba menyentuh area yang bikin Ciara geli. " Aaaa ... apakah kenyamanan selalu didasarkan oleh rasa cinta?"

"Iya," jawab Haidar.

"Buktinya?" timpal Ciara.

"Tanyakan pada diri kamu sendiri."

"Diri aku menjawab, kenyamanan tidak didasarkan pada rasa cinta."

Pertengahan diskusi raga yang menggelora. Nafasnya sama-sama keluar dengan cepat. Mereka belum menyentuh tombol kunci atas segala pijakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status