Share

Bab 78. Kecupan Batin

"Itut Ibu, Adik au itut Ibu," jawab Uja.

"No no! Itut Abi mua!" kilah Uda.

"Gini aja, Adik ikut Ibu, Kakak ikut Abi," jawab Haidar.

"No! Kaka mau ama Adik," sahut Uda.

"Adik uga ama-ama," jawab Uja.

"Oke, terus Abang gimana? Mau ikut siapa?" tanya Ciara.

"Abang teseyah aja." Sembari mengedipkan mata, Uha menjawab dengan sangat santai.

Ribetnya punya anak tiga kembar. Mau duduk saja butuh absensi pilihan terlebih dahulu. Belum lagi ternyata pilihannya tidak sama. Meskipun ribet dan terkadang bikin puyeng, tetapi bonus yang didapat Ciara dan Haidar juga besar, bonus dunia akhirat.

"Gimana Bi ini? Hahaha. Puyeng dah!" Ciara tersenyum kecil ke arah Haidar.

"Kakak, Adik, Abang ... hari ini Ibu sama Abi harus pisah dulu,"

"Pisah? Bahasa Abi yang jelas dong!"

"Ehhahaa, maksudnya ... duduknya Abi sama Ibu pisah dulu, Abi di sana itu yang laki-laki. Ibu di sana untuk yang perempuan. Mbum pengen bersama, kan? Kalau begitu harus ditentukan ikut Abi atau Ibu semuanya."

"Ikut Ibu aja,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status