Share

Berani, Maka Tidak Ditindas

Sementara Erland melirik ponsel yang bergetar. Dia mendapat pesan dari satpam di depan rumah yang mengenai sosok Yuda. Terburu Erland berdiri dari kursi dan menatap sebuah mobil yang mulai meninggalkan kediaman.

"Hebat sekali kamu, Aruna."

Mata Aruna terangkat dan menatap Erland yang masih menunjukkan punggung. Aruna sedikit tak mengerti dengan maksud dari Erland. Lagi pula, entah itu bentuk pujian atau sindiran, Aruna sendiri belum tahu.

"Kamu seperti parfum yang wangi menggoda, hingga mendatangkan pria lain ke rumah," sindir Erland.

Aruna mulai mengerti siapa yang datang. Jadi, dengan tubuh yang bangkit sembarangan, membuat kaki kursi bersentuhan kasar dengan lantai dan menciptakan suara berisik. Erland melirik dingin ke arah Aruna yang sudah berdiri di sebelah.

"Senang? Dijenguk oleh suami pertamamu itu."

Atas sindiran yang ditemani amarah ini. Kepala Aruna menoleh dengan cepat, lantas berdecak kesal.

"Aku bukannya senang, aku hanya memastikan apakah dia sungguh datang ke sini," ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status