Share

Bab 39 Barang Berhargaku

"Kamu sudah bangun?" tegur Tama, duduk di sofa yang berseberangan tepat dengan ranjang yang kini ditempati Rania.

Rania lamat-lamat mencoba untuk membuka mata. Dengan keadaan setengah sadar, dia mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Jam berapa sekarang?" tanyanya pada Tama.

Tama menyeruput habis kopinya. Dengan kaki disilangkan, dia lurus menatap Rania. "Mungkin jam 2 siang. Ada apa?"

Rania tidak menjawab. Dia hanya tampak mencari-cari sesuatu, menyisir seluruh sisi ranjang bahkan hingga kebagian dalam selimut. Tama mengerutkan kening melihat kebingungan Rania.

"Apa yang kamu cari?" tanya Tama heran.

"Dimana ponselku?"

Tama menautkan alis. Lantas dia duduk makin tegak dengan mata tajam ke arah Rania. Senyum licik tersunggih di bibirnya. Tama selalu tampak menawan dan berwibawa, membuat siapa saja yang ditatap olehnya tidak bisa berkutik.

"Siapa yang ingin kamu hubungi? Anak itu?" tebak Tama, sengaja memancing emosi Rania.

Rania mengerutkan kening kesal. Giginya bergemeretak men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status