Share

Bab 45 Dua Orang Digdaya

Tama terus memasang tatapan curiga, sembari berjalan mendekati Arif dan Laura yang berdiri berhadapan dengan wajah tegang. Tama menelusuri satu-persatu dari dua orang itu dengan matanya, seakan tengah memindai kebohongan.

"Apa yang kalian lakukan disini?" ulang Tama.

Arif menelan ludah. Dia selalu tidak bisa berkutik di depan Tama, bahkan untuk sebuah kebohongan kecil. Tama selalu bisa mengintimidasi siapapun hanya dengan tatapannya.

"Aku mau menemui Rania, tapi dia menyuruhku pergi!" tukas Laura dengan suara keras. "Dia benar-benar kurang ajar, harusnya kamu beri pelajaran!" Dia tiba-tiba mendorong Arif agar makin menjauh darinya. Laura juga tak lupa memasang wajah ketus.

Arif masih tidak mengerti. Tapi dia mengikuti permainan Laura daripada Tama mulai membaca gelagat bohongnya.

"Aku sudah bilang, Rania tidak ada di rumah," sahut Tama sembari menghembuskan nafas keras. Lantas dia mengalihkan pandangan pada Arif. "Harusnya langsung kamu usir saja, tidak perlu lembut pada anak ini,"

"B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status