Share

Bab 48 Rencana Rania

Tama terkejut dan merasa dunia seakan runtuh di hadapannya. Dia tak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya dari Tuan Hadi. Matanya memandang penuh ketidakpercayaan pada pria tua itu, mencari tahu apakah ini benar-benar serius atau hanya sebuah ancaman.

Rania juga merasakan kejutan yang sama, tetapi dalam hatinya muncul campuran perasaan lega dan khawatir. Lega karena Tuan Hadi tampak mendukungnya dalam usahanya untuk tidak hamil, tapi juga khawatir karena Tama pasti tidak akan membiarkannya lolos. Ini tak ubahnya seperti perlombaan, entah pemenangnya Rania atau Tama.

"Tapi Ayah hamil atau tidak bukanlah kehendak kami. Aku tidak bisa menceraikan Rania hanya karena dia tidak hamil," sanggah Tama.

Tuan Hadi hanya mengangkat alis, menatap Tama dengan tegas. "Kamu bicara seakan kamu percaya Tuhan, eh?" Dia tertawa sarkas. "Itu adalah persyaratan dariku, karena aku ingin keluarga ini bisa melanjutkan keturunan untuk meneruskan bisnisku,"

Rania melihat perdebatan ini dengan perasaan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status