Share

Bab 20. Siksaan tiada akhir

"Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, Nona!" gerutu Airina.

"Aku masih menunggu jawabanmu, besok aku akan datang bersama bangkai ibumu. Jika kau ingin ibumu selamat, katakan yang sejujurnya padaku ...." Gemma melenggang pergi.

Ruangan itu kembali gelap, pikiran Airina melayang pada keselamatan ibunya.

"Ibu, aku berharap engkau baik-baik saja. Maafkan aku yang-"

Isak tangisnya tidak terhenti, mengingat keluarganya masih dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Arsen, tolong aku!" teriaknya keras.

Percuma! ruangan itu kedap suara, sekali pun Airina berteriak sampai tenggorokannya kering. Tidak ada orang yang bisa mendengarnya.

****

"Airina, kenapa kamu hanya datang ke mimpi? Kenapa kau tidak mengatakan kamu di mana?" berondong tanya Arsen pada dirinya.

Tok tok tok!

"Tuan muda, hari ini Anda belum makan sama sekali," teriak Tiwi.

Saat ini, Arsen hanya duduk di kursi kerja Airina. Tanpa ia sadari, ia terlelap dengan posisi duduk.

"Ya, Tiwi. Aku masih menunggu Airina," teriaknya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status