Share

Dua Sisi Mata Uang

Laila menatap lekat Pramoedya, yang masih memegang kertas dari dalam brankas. Wanita muda itu mengembuskan napas pelan. Namun, dia tak tahu harus berkata apa.

“Pantas saja Adnan dan istrinya begitu berhasrat untuk memiliki brankas ini,” ucap Pramoedya sesaat kemudian.

“Apakah jumlahnya memang sangat banyak?” tanya Laila dengan sorot aneh.

Pramoedya tidak menjawab. Dia hanya mengangguk yakin.

“Seberapa banyak?” tanya Laila lagi.

“Di sini tertulis dengan jelas. Kamu mungkin bisa membeli sebuah pulau dengan jumlah ini,” terang Pramoedya, seraya mengalihkan perhatian pada lembaran kertas yang masih dirinya pegang. Namun, sorot mata pria tampan itu tiba-tiba berubah. Wajahnya menjadi sendu, seakan ada sesuatu yang dia sesalkan.

“Mendiang Pak Reswara meninggalkan harta yang sangat melimpah untukmu,” ucap Pramoedya pelan, sambil menggulung kembali kertas tadi. “Sebaiknya, kamu bicarakan ini dengan Pak Widura. Beliau pasti lebih paham. Lagi pula, Pak Widura lah yang selama ini mengurus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status