Share

Pemecah Kebuntuan

“Ya, Tuhan, Laila ….” Suratman mendesah pelan. Rasa sesal kian bertambah dalam dada “Bagaimana kondisinya sekarang?” Raut wajah Suratman terlihat begitu sedih.

“Menurut Pak Pram, kondisi Laila sangat buruk. Dia harus dirawat intensif di rumah sakit,” jawab Aries lesu.

“Jadi, sampai sekarang Laila belum mendapatkan pendonor?” tanya Suratman lagi.

“Begitulah katanya. Sulit mendapatkan pendonor yang cocok,” sahut Aries seraya menyugar rambutnya.

Suasana hening sejenak. Suratman tampak berpikir keras. Entah apa yang ada dalam benak pria itu. Sesaat kemudian, sorot matanya menatap tajam kepada sang putra. Membuat Aries bertanya-tanya. “Bagaimana jika Bapak dicek? Siapa tahu, Bapak bisa jadi pendonor untuk Laila,” cetusnya tiba-tiba.

Aries terkesiap mendengar ucapan sang ayah. “Aku tidak tahu, Pak. Lagi pula, Bapak sudah terlalu tua. Apakah tidak berbahaya untuk kesehatan Bapak sendiri?” ujar Aries ragu.

“Tidak ada salahnya mencoba. Tolong cari tahu bagaimana caranya. Bapak benar-benar ingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status