Share

Mengabaikan Perasaan 2

“Mudah-mudahan kunci ada pada salah satu dari kalian.”

“Gawat, ada penyusup. Cepat panggil yang lain dan lapor pad—” Belum selesai wanita itu bicara, sebilah belati menancap di uluhatinya. Ia pun tumbang.

Tiga yang lain menoleh ke belakang. Mereka menarik pistol, tetapi Nuwa terlebih dahulu melempar tangan mereka dengan batu lalu melempar seutas tali hingga merampas senjata api tersebut, agar tidak timbul kegaduhan. Misi harus dijalankan setenang mungkin.

“Bunuh dia!” Perintah yang pangkatnya paling tinggi.

Fahmi yang mendengar keributan itu berusaha mengintip sebisa mungkin. Siluet bayangan tiga perempuan melawan satu orang terlihat jelas diterangi oleh cahaya api yang hidup. Fahmi membelalakkan mata ketika sebuah benda tajam menancap di perut dan ada yang menjerit. Begitu juga ketika terdengar suara patahan tulang lalu hening.

Sisa satu lawan satu. Sebuah hantaman menyakitkan diarahkan di bagian tulang yang melindungi jantung. Cukup dua kali pukulan, Nuwa berhasil membuat yang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status