Share

Trauma Mendalam 1

Dayyan baru pulang dari mengajar, tak butuh waktu lama ia pun menjemput Bhani dari latihan di rumah Nuwa. Dari yang lelaki itu lihat, progress putra pertamanya semakin lama semakin membaik. Walau di bulan-bulan awal latihan, Bhani lebih sering menangis karena kelelahan, tangan dan kakinya memerah dan lain sebagainya. Harus Dayyan akui, cara Nuwa melatih sangat keras untuk anak kecil.

Dayyan teringat dengan pesan Feme dulu bahwa Bhani harus jadi anak lelaki yang tangguh. Maka yang bisa ia lakukan hanyalah menasehati agar putranya bersabar. Agar tak salah mengambil keputusan seperti dirinya dulu dan mengakibatkan penyesalan berkepanjangan, sekalipun sudah menerima hukuman setimpal. Rasanya tidak adil, dia yang bersalah, tapi Feme yang meregang nyawa.

“Ayah, ini ada bingkisan dari guru, dia katanya membuat banyak.” Bhani mengeluarkan kue pao dari dalam wadah kertas putih.

Bentuk yang bulat besar dengan warna putih sangat menarik serta aroma yang sangat wangi. Jarang bahkan mungkin tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status