Share

Balada Syawal 2

“Masalahnya apa?” tanya Maira juga penasaran.

“Aku tak terlalu paham bahasa Arab. Jadi aku kalau belanja yang perlu-perlu saja. Macam-macam sekali bahasa Arab di pasar, aku jadi bingung.”

“Ya tinggal ambil kurma, bayar, pergi, itu saja, gampang.” Naima ikut menyarankan. Nuwa seperti kecanduan kurma di rumah Gu.

“Masalahnya, aku hampir berkelahi dengan pedagang kurmanya. Sejak saat itu aku jadi malas.”

“Sebabnya?” Maira penasaran.

“Dia bicara denganku, suaranya besar sekali. Sampai hampir melompat aku dipanggil olehnya. Ya, ukhti, ukhti, ukhtiii, itu saja yang aku ingat, selebihnya bahasa Arab yang tidak aku mengerti. Badannya besar, kumisnya tebal seperti tuan tanah di film India, cambangnya lagi, burung bisa bersarang di sana. Dia sodorkan kurma agak maksa denganku. Aku sudah bilang, tidak, la, la, la, akhi, la. Aku ingin pergi, dia sodorkan lagi, naik emosiku. Berantem kita, ngajak ribut kau dari tadi, sudah aku gulung lengan gamisku.” Nuwa menarik napas sebentar.

“Terus?” Ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status