Share

Bab 33: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

Pantaskah dia disebut manusia jika sudah begini kelakuannya? Bahkan wajah rupawannya itu tidak bisa menutupi kebusukan yang dia lakukan. Sampai aku sendiri tidak percaya jika cinta di dalam jiwa pernah begitu membara untuknya.

Aku merebahkan punggung ke kursi plastik. Percuma rasanya memukul dan mencaci Bang Fuad berulang kali. Semuanya sudah terjadi dan tidak bisa ditarik kembali. Mungkin, memang sampai di sini jalan jodoh kami berdua, usai tanpa pernah ada kesempatan kedua.

“Ah, jadi kamu menuruti semua perkataan perempuan itu begitu saja?” Bang Bayu melanjutkan di sebelahku. Panggilannya terhadap Ida berubah menjadi perempuan itu. Mengenal Bang Bayu dan Bang Fuad, aku mulai belajar jika pria juga berbeda pola pikir dan cara mereka menghadapi sesuatu.

Bang Bayu menatap Bang Fuad dengan sorot mata yang sangat tajam. Rahangnya menjadi tegang, urat-urat leher bermunculan dan telinganya memerah.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status