Share

19. Pernikahan Sandiwara

"SAH!"

"Alhamdulillah."

Semua orang merasakan haru begitu kalimat sakral itu diucapkan Antasena di hadapan penghulu dan beberapa saksi.

Ada Kakek Sandiaga, Ayah, Papa, Mama, Pramitha, dan anggota keluarga lainnya. Tak lupa juga sahabat-sahabat mereka.

Tepat hari ini Antasena dan Pradnya resmi menjadi suami istri.

Dengan balutan kebaya putih yang menjuntai ke bawah sampai menyentuh lantai, dan riasan sederhana di wajahnya, Pradnya terlihat begitu cantik dan memesona.

"Titip Anya, ya Nak Sena. Ayah nggak tahu harus mengatakan apa untuk kalian berdua. Tapi doa terbaik untuk kehidupan kalian di masa mendatang. Bahagia selama-lamanya ya, Nya. Baktimu sekarang ada pada suami. Jangan jadi istri yang pembangkang, dan mesti nurut sama apa kata suami."

"Iya, Yah." Pradnya mengusap sudut matanya yang hampir saja kembali menangis. Meskipun hanya sandiwara, nyatanya perempuan itu tidak mampu menutupi perasaan harunya.

"Anya…"

"Tan—em, maksudnya, Mama…"

Shinta berhambur memeluk Pradnya. "Selamat d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status