Share

Bab 23

Seolah ada dinding tak kasat mata yang memisahkan dua sejoli yang pernah berikrar untuk sehidup semati. Angga dan Mita laksana orang asing yang tidak saling mengenal. Mereka hanya bicara seperlunya. Terutama Angga. Lelaki yang pernah meluluhkan hati Mita itu lebih banyak diam.

Angga kembali menjatuhkan bobot tubuhnya pada bangku tunggu yang ada di depan stasiun. Setelah hampir tiga puluh menit berdiri di tepi teras stasiun. Menatap ke arah pintu masuk.

Hujan mengguyur begitu deras. Sejak kereta yang Angga dan Mita tumpangi berhenti di stasiun kota. Hingga detik kini Angga dan Mita menunggu mobil grab yang ia pesan dari salah' satu aplikasi online, yang belum juga datang. Pengemudi grab itu baru saja mengabarkan jika mobilnya sedang terjebak banjir. Hal yang begitu wajar terjadi di kota saat hujan turun deras seperti saat ini.

Mita membisu. Bibirnya terkatub rapat. Tapi tidak dengan benaknya yang begitu ramai. Tatapannya kosong, menatap hujan yang semakin menggila.

"Aku belikan kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status