Share

Bab 25

Mita tercengang, bukan karena kagum melainkan tengah menahan perih. Jika dulu Angga menjadi tempatnya mengadu. Kini ia harus terbiasa menjadi orang lain untuk Angga. Ada dinding kokoh yang tidak akan mungkin Mita jangkau. Yang Angga ciptakan untuk dirinya dan Mita.

Mita memundurkan beberapa langkah kakinya hingga menyentuh ambang pintu. Ucapan Angga bak bogem mentah yang menamparnya, membuatnya seketika sadar jika dirinya bukanlah siapa-siapa lagi bagi Angga.

“Maaf!” lirik MIta dengan suara berat. Pipinya masih basah meninggalkan jejak air mata dan kini hatinya harus remuk kembali. Mita benar-benar merasa hidup sebatang kara. Selepas Angga meninggalkannya.

Angga menatap penasaran. “Kamu menangis?” ucap Angga. Cepat-cepat Mita mengusap jejak kesedihan pada pipinya yang kini semakin tirus. Badai rumah tangga yang ia hadapi membuat Mita kehilangan lima kilo berat badannya.

“Aku, aku …” Mita menggantung ucapanya. Har

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status