Share

Part 90–Butuh Waktu Sendiri

Dengan lesu, kaki ini terus melangkah ke dalam rumah. Rasanya ingin sekali bisa memutar ulang waktu supaya aku tak pernah menikahinya. Jika tahu akan serumit dan berakhir dengan diduakan lagi, lebih baik aku menghabiskan sisa hidup seorang diri.

"Bu." Bi Surti menyambutku di pintu.

"Tolong buatkan teh hangat, ya, Bi. Antar ke kamar."

Bi Surti mengangguk.

"Ibu sakit? Ibu kelihatan lesu. Apa Bapak enggak antar Ibu ke sini?" tanyanya dengan raut wajah khawatir.

"Aku enggak apa-apa, Bi. Memang aku yang minta pulang sendiri. Aku tunggu tehnya di kamar, ya."

"Iya, Bu."

Kuayunkan kaki menaiki tangga sambil berkali-kali menarik napas panjang. Sesak ini tidak bisa hilang. Seperti ada bongkahan batu yang menekan dada.

Aku merangkak naik ke kasur, lalu duduk bersandar kepala ranjang seraya mengusap-usap perut.

"Kamu setuju dengan keputusan Mama ini 'kan, Nak? Kamu ... akan mendukung apa pun yang membuat hati Mama lega dan tenang, kan?"

Aku terisak sambil tersenyum ketika merasakan pergerakan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rindhie
Lusi pergi ninggalin rumah sendiri ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status