Share

Part 97–Gosip

"Mbak Lusi. Mau belanja, ya?" tanya Bu Wati—Bu RT di kampung ini yang kebetulan bertemu di gang rumah dekat kontrakanku.

"Iya, Bu. Kebetulan sayur dan cabai rawit di rumah sudah pada habis," jawabku dengan senyuman ramah.

"Sama. Saya juga sudah pada habis. Bareng saja, yuk!"

"Iya." Aku mengangguk setuju.

Kami berjalan bersama menuju warung sayur Bu Jasmo yang letaknya tidak terlalu jauh.

"Lucu banget, sih, bayinya. Jadi gemas. Namanya siapa, Mbak? Saya lupa."

"Hafsha Kalimatunnisa."

"Cantik sekali namanya. Dipanggilnya apa?"

"Hafsha atau Nisa, Bu."

"Halo, Hafsha! Jadi anak solehah, ya, Cantik," ucap Bu Wati seraya mengusap kepala bayi berusia tiga bulan yang dibalut hijab mini ini.

"Aamiin."

"Ini enggak apa-apa masih kecil sudah dikerudungin dan baju panjang begini, Mbak? Kasihan kalau gerah."

"Enggak, sih, Bu. Alhamdulillah Hafsha anteng-anteng aja. Kalau dia enggak suka atau nggak nyaman 'kan pasti sudah rewel dan nangis. Nanti kalau sudah belajar merangkak, tinggal diganti pakai ce
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status