Share

Part 98–Rindu yang Terpendam

Aku menggeram kesal dalam hati, tapi tetap berusaha mengontrol emosi agar tidak terpancing dan membuat keributan di sini.

"Berapa semuanya, Bu?" tanyaku seraya mengeluarkan dompet dari saku gamis.

"Seratus empat puluh lima ribu," jawab Bu Jasmo seraya menyerahkan kantong kresek belanjaanku.

"Ambil saja kembaliannya." Kusodorkan dua lembar uang seratus ribu.

"Waduh, yang benar, Mbak? Ini kebanyakan kembaliannya." Bu Jasmo terlihat tak enak sekaligus kaget.

"Enggak apa-apa. Itu rezeki untuk Ibu." Aku tersenyum, lalu beralih menatap ketiga ibu-ibu tadi yang masih menatapku dengan sinis.

"Soal berita babi ngepet di TV itu, ibu-ibu sudah tahu kelanjutan beritanya belum?"

Mereka semua diam.

"Ternyata, gosip tentang babi ngepet itu hanya akal-akalan salah satu warga dan suaminya yang iri pada tetangga. Tahu engg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status