Share

Part 42. Flashback tujuh tahun yang lalu (2)

POV. Bara

"Kamu yakin, mau meninggalkan aku, pergi sejauh itu?" Terdengar suara seraknya, yang seolah tercekat di kerongkongan.

"Maaf, hanya itu jalan satu-satunya. Bukankah sejak enam bulan yang lalu, aku sudah bilang sama kamu? Dan kamu sudah bilang iya?" jawabku.

"Aku bilang iya, karena aku tidak tahu. Jika ternyata rasanya akan sesakit ini ...."

Kini bahkan tangisan Luna sudah pecah, bercampur dengan suara derasnya air hujan, juga suara petir yang menggelegar. Tubuhnya terlihat terguncang ke depan dan ke belakang. Aku sama sekali tidak bisa menenangkannya. Aku tidak berani untuk mengusap punggungnya. Apalagi berniat tuk memeluknya. Itu bukan gaya pacaran kami.

"Bukankah masih ada jalan lain? Kamu bisa mencari pekerjaan di sini. Tidak perlu pergi sejauh itu," ucap Luna di sela-sela isak tangisnya.

Aku menghela nafas panjang. Rambut panjangnya terbawa angin, hingga menutupi sebagian wajahku. Kupejamkan mataku. Tercium aroma shampo yang wangi, bercampur aroma khas air hujan.

Kupejam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status